
CIREBON, – Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Cirebon Jawa Barat terus bertambah. Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon merilis, 702 sapi dan 46 kerbau yang tersebar di 17 Kecamatan terindikasi PMK positif. situs slot gacor hari ini
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Asep Pamungkas menyampaikan, penyebaran kasus PMK cukup menggembirakan. penyebaran berlangsung dengan cepat karena virus dibawa ke udara dan beberapa media perantara lainnya.
“Totalnya ada 748 hewan ternak, terdiri dari 702 sapi potong, dan 46 ekor kerbau. Hewan ruminansia terindikasi infeksi PMK ini tersebar di 17 kecamatan dari total 40 kecamatan yang ada di Kabupaten Cirebon. 4 ekor dipotong paksa, 2 lainnya mati”, kata Asep kepada saat ditemui di kantornya, Kamis (9/6/2022).
Kasus PMK pertama, kata Asep, terjadi di Kecamatan Tengah Tani pada 18 Mei 2022.
Saat itu, peternak setempat menerima kiriman hewan dari wilayah sebagai PMK, yakni Bumi Ayu dan Boyolali.
Setelah sapi itu datang, tiba-tiba ada laporan PMK, dan lalu menyebar ke beberapa ternak sekitarnya.
Titik kedua yang menjadi lokasi pendirian PMK adalah Kecamatan Pabedan. Peternak di sana juga mendapatkan kiriman dari Bumi Ayu. Setelah itu proses penyebaran terus bertambah hingga mencapai 748 hewan.
Asep, menjelaskan, kecamatan yang paling banyak hewan ternaknya terserang PMK berada di Kecamatan Gunung Jati, yang menjangkau 240 ekor, Kecamatan Tengah Tani dengan jumlah 70 ekor, dan Kecamatan Arjawinangun dengan jumlah 60 ekor.
Dia menilai, penyebaran PMK yang menjangkau 748 dalam jangka 3 pekan, menjadi indikat penyebaran sangat cepat.
Penyakit ini dapat menyerang Total populasi 5.000 hewan sapi, dan 3.000 hewan kerbau di wilayah kabupaten Cirebon.
Atas dasar itu, Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon melakukan lalu lintas jual beli sapi dari dalam dan keluar wilayah Cirebon. Pemerintah juga terus berkoordinasi dengan setiap puskeswan dan juga peternak untuk bersama-sama melakukan pencegahan agar penyebaran tidak semakin meluas.