
Tabanan, -AS (37) Seorang sopir bus wisata ditetapkan sebagai tersangka dalam serangkaian kecelakaan di Kabupaten Bali Tabanan, Kecamatan Batoriti, Desa Batoriti, dan Tol Singaraja-Denpasar.
Kecelakaan pada Sabtu 18 Juni 2022 menyebabkan satu orang tewas dan delapan lainnya luka-luka. slot gacor gampang jp
Bus tersebut mengalami kerusakan parah pada 10 mobil dan 2 sepeda motor.
Pengakuan Amerika
Sopir bus wisata berinisial AS itu berusaha menghentikan bus, namun mengaku tidak bisa. Apalagi kondisi jalan saat itu sangat memprihatinkan.
Karena malu, dia memutuskan untuk mengemudi secara zig-zag agar dia bisa mengendalikan kecepatan bus.
Dia sangat menyesal atas kejadian tersebut dan meminta maaf kepada para korban.
“Aku benar-benar minta maaf, tidak sengaja.” katanya lembut.
bau terbakar
Kapolres Tabanan Resort (Kapolres) Renefi Dian Candra mengatakan bus tersebut membawa 45 siswa Sekolah Dasar (SMP) asal Surabaya, Jawa Timur.
Menurut informasi dari 45 siswa di dalam bus, Renfly mengatakan mereka mencium bau terbakar sebelum kecelakaan.
Bau terbakar diduga berasal dari rem bus.
Bus wisata tersebut dikabarkan masuk melalui Pelabuhan Jellimanuk di Zimbrana, Bali untuk tujuan perjalanan pada Sabtu, 18 Juni 2022.
Bali / Made Ardhiangga Ismayana Kondisi kendaraan Batoriti, Tabanan, Sabtu 18 Juni 2022 Kendaraan yang terlibat kecelakaan maut itu mengambil jalur utara menuju Singaraja. Mereka trekking di Pura Ulun Danu di Bedugul, Tabanan Bali.
Dari sana mereka melanjutkan perjalanan melalui Jalan Singaraja Denpasar menuju kabupaten Gianyar.
Namun, setibanya di KM 39.9, Desa Batoriti, Kecamatan Batoriti, Kabupaten Tabanan, Bali, kecepatan kendaraan tidak bisa dikendalikan hingga terjadi kecelakaan.
“Sebelum kecelakaan, baunya,” katanya. Kurang dari lima menit, dan itu tidak lama setelah kecelakaan (kecelakaan),” katanya.
Tersangka bisa bertambah
Setelah memeriksa beberapa saksi, polisi dikabarkan telah memberikan keterangan kepada A. AC. Ragu.
Dia mengatakan mungkin ada tersangka lain dalam kecelakaan itu, yang menewaskan satu orang.
Polisi telah memanggil perusahaan bus wisata untuk diperiksa pada 24 (24 Juni 2020).
Pihaknya juga akan bekerja sama dengan Deshup untuk mencari tahu kapan bus terakhir diuji.
Polisi juga akan bekerja sama dengan Komisi Nasional Keselamatan Lalu Lintas (KNKT).
Renfly mengatakan kecelakaan itu bukan karena human error, melainkan karena kondisi kendaraan tidak 100% berfungsi.
Komjen Polri mengatakan, “Dari hasil analisis yang komprehensif, posisi roda gigi dan semua itu sebenarnya merupakan faktor teknis yang berada di luar kendali kendaraan.”